BAB
I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Pembelajaran di SMAN 1 Bonjol pada tahun ajaran 2016/2017
masih menggunakan KTSP. Pada penerapan
KTSP di sekolah, proses
belajar mengajar bukan hanya sekedar guru menyampaikan materi pelajaran dan
siswa menerimanya, melainkan juga dimaknai
sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Belajar
bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi, melainkan berbuat, memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran
adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak
secara maksimal.
Dalam
proses pembelajaran di SMAN 1 Bonjol selama
ini, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas
hanya diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk menghafal sejumlah
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelas lebih
mengedepankan kegiatan ‘teaching activities’ atau aktifitas
mengajar guru daripada ‘learning
activities’ atau aktifitas belajar siswa, karena kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada
guru (teacher centered).
Pembelajaran
Kimia di SMA berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP) pada dasarnya memegang prinsip
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas
peserta didik, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang,
mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman
belajar yang beragam. Melalui sistem pengelolaan pembelajaran pada KTSP ada
tuntutan bahwa kegiatan pembelajaran ditujukan untuk memberdayakan semua
potensi peserta didik dalam menguasai kompetensi yang diharapkan.
Tujuan
dari pembelajaran kimia tidak mungkin akan tercapai jika dalam proses
pembelajaran siswa hanya duduk, mendengarkan ceramah guru dan menjawab
pertanyaan yang sulit pada waktu tes. Kegiatan pembelajaran hendaklah berpusat kepada siswa (student centered) dimana siswa berperan
secara aktif dan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Aktif berarti “learning by doing”, dimana siswa harus
ikut melakukan sesuatu untuk memperoleh ilmu yang mereka cari.
Pendidikan karakter sudah lama dirancang untuk dilakukan
di SMAN 1 Bonjol, yang selama ini hanya tertuang dalam silabus dan RPP saja
belum dilaksanakan secara baik. Sehingga karakter yang diharapkan ada pada diri
siswa belum tampak. Beberapa karakter yang diharapkan dapat tumbuh pada diri
siswa selama belajar kimia diantaranya adalah rasa ingin tahu,
berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya
diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, peduli lingkungan dan cinta
ilmu.
Pembelajaran
kimia selama ini di SMAN 1 Bonjol kurang
diminati siswa karena beberapa hal diantaranya banyaknya konsep dasar yang
bersifat teoritis yang harus dihafal, kurangnya aktivitas siswa kecuali hanya mendengarkan
guru berbicara menyampaikan materi
pelajaran, sehingga banyak siswa yang bosan untuk belajar kimia.
Mereka tidak betah berlama-lama untuk mengikuti pembelajaran kimia. Yang akhirnya hasil
belajar siswa pada pelajaran kimia rendah, interaksi sesama siswa dalam belajar
sangat rendah, kerja sama antar siswa
sangat rendah dan peran guru lebih dominan.
Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Dengan model pembelajaran ini
diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak
atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan
guru.
Dengan menerapkan Quantum
Teaching, maka dalam
mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan
kualitas pembelajaran kimia di kelas dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki proses pembelajaran saat ini dikelas dan dapat meningkatkan
pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Model pembelajaran Quantum Teaching sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran kimia yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih
nyaman dan menyenangkan sehingga karakter bangsa yang
diharapkan dimiliki oleh siswa dapat muncul. Siswa akan lebih bebas dalam
menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat
tumbuh berbagai kegiatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar kimia pun akan meningkat.
Agar model pembelajaran Quantum Teaching lebih bisa dilaksanakan
di kelas maka pelaksanaannya disertai dengan menggunakan media pembelajaran Kubertanya (Kartu Berisi Tata Nama
Senyawa). Media kartu dipilih karena anak-anak suka bermain dengan menggunakan
kartu. Sehingga dengan menggunakan kartu tersebut diharapkan siswa senang dan
betah belajar kimia dikelas.
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan diatas maka penulis
berkeinginan untuk melaksanakan penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Quantum Teaching dengan media Kubertanya ( Kartu Berisi Tata Nama
Senyawa) terhadap hasil belajar Kimia SMAN 1 Bonjol.”
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang diduga permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Siswa
malas dalam belajar pada mata pelajaran kimia.
2. Guru
lebih banyak menggunakan pembelajaran konvensional.
3. Hasil
belajar siswa masih rendah.
4. Pembelajaran
Quantum Teaching belum dilaksanakan.
5. Media
Pembelajaran berupa Kartu
berisi Tata Nama Senyawa (Kubertanya)
belum pernah dicobakan.
C.
Pembatasan
Masalah
Dari
beberapa masalah yang telah terindentifikasi maka masalah penelitian ini
dibatasi pada Pengaruh Quantum Teaching dengan media Kubertanya ( Kartu Berisi Tata Nama
Senyawa) terhadap hasil belajar Kimia SMAN 1 Bonjol.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
pembatasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran Quantum Teaching dengan media Kubertanya ( Kartu Berisi Tata Nama
Senyawa) berpengaruh terhadap hasil belajar Kimia di SMAN 1 Bonjol?
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Quantum Teaching dengan media Kubertanya ( Kartu Berisi Tata Nama
Senyawa) terhadap hasil belajar Kimia SMAN 1 Bonjol.
F.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan
masukan kepada pihak sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pelajaran di
sekolah.
2. Bagi guru mata pelajaran lainnya, sebagai salah satu strategi
alternatif dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru
SMA untuk dapat mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Bagi peneliti lain sebagai masukan dalam pengembangan pembelajaran
di SMA guna meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
A. Kajian
Teori
1. Model pembelajaran Quantum Teaching
1.1. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching adalah
pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga
kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu
meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui
penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah.
Pada proses Quantum Teaching terjadi
penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang
terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja
sama untuk mencapai hasil yang maksimal.
Quantum Teaching bersandar pada
konsep ini : Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke
Dunia Mereka (Made Wena: 2011). Inilah asas utama Quantum Teaching. Maksud
dari asas di atas adalah guru harus membangun jembatan autentik untuk memasuki
kehidupan siswa. Dengan memasuki dunia siswa berarti guru mempunyai hak
mengajar, sehingga siswa dengan sukarela, antusias dan semangat untuk mengikuti
pelajaran.
Ciri dan
Prinsip Dasar dari Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1. Membawa dunia siswa ke dalam dunia guru dan
mengantarkan dunia guru ke dalam dunia siswa.
2. Proses pembelajaran diumpamakan seperti orkestra simfoni,
yang secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Segalanya berbicara; Segalanya dari lingkungan kelas
hingga bahasa tubuh seorang guru, dari kertas yang guru bagikan hingga
rancangan pelajaran seorang guru, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan; semua yang terjadi dalam proses
pembelajaran mempunyai tujuan.
c. Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran
yang baik adalah jika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang
akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini
diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks
selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
d. Mengakui setiap usaha. Belajar mengandung resiko.
Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil
langka ini, maka mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercaaan
diri mereka.
e. Merayakan/memberi penghargaan terhadap hasil belajar
siswa (Rusman: 2014).
3. Pembelajaran berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Ada delapan kunci keunggulan dalam Quantum Teaching yaitu:
a. menerapkan hidup dalam integritas; artinya dalam
pembelajaran baik guru maupun siswa sebaiknya bersikap apa adanya, tulus, dan
menyeluruh, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar.
b. mengakui bahwa kegagalan dapat membawa kesuksesan;
saat siswa mengalami kegagalan, hendaknya guru memotivasi siswa untuk belajar
lebih giat.
c. berbicara dengan niat baik. Dalam pembelajaran
hendaknya dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung
jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Dengan niat bicara yang baik
akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi.
d. tegas dalam komitmen; dalam pembelajaran baik guru
maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.
e. menjadi pemilik, mengandung arti bahwa siswa dan guru
memiliki rasa tanggung jawab sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna dan
bermutu.
f. tetap lentur; seorang guru terutama harus pandai
mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
g. mempertahankan keseimbangan. Dalam pembelajaran, guru
dan siswa hendaknya mempertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu
kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan
optimal.
1.2. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum Teaching
1. Pengkondisian awal
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa
mengenai model pembelajaran kuantum yang menuntut keterlibatan aktif siswa.
Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam
pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri,
menjalin hubungan, dan ketrampilan belajar.
2. Penyusunan rancangan pembelajaran
Tahap ini sama artinya dengan
dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan
selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3. Pelaksanaan model pembelajaran kuantum
Tahap ini merupakan inti penerapan
model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R (Rusman:
2014) yaitu, Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan.
(1). Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat)
Dalam tahap ini, guru berperan
penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya, agar nantinya dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu meningkatkan minat
belajar dari peserta didik tersebut. Penumbuhan minat siswa untuk belajar
dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu
mengkondisikan suasana kelas lebih rileks tetapi serius.
(2). Pemberian pengalaman umum
(A= Alami)
Pada langkah ini guru memberikan
kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait
dengan materi yang akan diajarkan, sehingga ada motivasi dari siswa yang pernah
mengenal materi tersebut untuk lebih mengembangkan pengalamannya juga bagi yang
sama sekali belum pernah mengenal menjadi lebih tertarik dan tertantang untuk
mempelajarinya. Selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa tentang
materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman
sebelum mengikuti pelajaran.
(3). Penamaan atau penyajian materi (N=
Namai)
Pada kegiatan ini guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap setelah siswa
menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah
memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapt lebih maksimal.
(4). Demonstrasi pengetahuan siswa (D =
Demonstrasi)
Demonstrasi dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil tugas mandiri
yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun
kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya diri siswa lebih
meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil tugas mandiri.
(5). Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U =
Ulangi)
Pengulangan dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah
disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya, maupun
kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak memperhatikan guru saat
mengajar dapat dihindari, karena setelah guru memberikan materi maka guru akan
menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah
diberikan.
(6). Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan)
Perayaan merupakan salah satu
bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa
yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara
langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan
dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran
berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar. Begitu
pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang
dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih.
4. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk
melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan.
1.3. Kelebihan dan
Kelemahan model
pembelajaran Quantum Learning
a. Kelebihan
1. Siswa dapat belajar dari mana saja, tidak terbatas
hanya bersumber dari buku atau penjelasan dari guru sehingga memudahkan siswa
dalam mengembangkan potensinya.
2. Membentuk siswa yang aktif, karena dengan metode ini
siswa bukan hanya sebagai objek yang hanya menerima melainkan juga sebagai
pelaku dalam proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa
untuk belajar.
3. Dapat mempercepat pemahaman siswa karena siswa
mengalami apa yang dipelajari secara langsung.
4. Menumbuhkan semangat siswa untuk belajar, dalam metode
ini keberhasilan yang telah dicapai siswa dirayakan sebagai bentuk penghargaan.
b. Kelemahan
1. Memerlukan biaya yang cukup tinggi dalam hal pengadaan
fasilitas yang menunjang proses pembalajaran dengan menggunakan model kuantum.
2. Sulit membentuk suasana yang menyenangkan untuk
melaksanakan proses pembelajaran, karena adanya faktor-faktor yang mungkin
kurang mendukung baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di sekitar
sekolah.
3. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menerapkan
model pembelajaran kuantum.
4. Tidak semua siswa cocok diberikan model pembelajan
kuantum terutama bagi siswa yang lambat, karena siwa tersebut tidak akan mampu
memanfatkan segala hal sebagai sumber belajar.
2. Media Pembelajaran Kubertanya
(Kartu berisi Tata Nama Senyawa)
Makna umum dari media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media sangat
populer dalam bidang komuikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga
merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan disebut media
pembelajaran.
Menurut Hamalik yang
dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Gagne menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media
sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses
belajar. (Djamilah Sudjana, 2015)
Dalam proses belajar
mengajar fungsi media pembelajaran tidak hanya sebagai alat bantu yang
digunakan guru, akan tetapi juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pesan
kepada anak didik. Manfaat penggunaan media pembelajaran :media pembelajaran
membangkitkan motivasi siswa, dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat
mengulangi apa yang telah mereka pelajari, media pembelajaran dapat merangsang
siswa untuk belajar dengan penuh semangat, media pembelajaran dapat lebih
mengaktifkan adanya respon dari siswa, dengan menggunakan media pembelajaran
dapat diharapkan adanya umpan balik dengan segera.
Diharapkan dengan penggunaan
media pembelajaran tentunya dapat mempertinggi nilai proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasi belajar yang
dicapainya. Ada beberapa alasan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, antara lain :
a. Pembelajaran lebih menarik
perhatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih
bervariasi, sehingga siswa tidak bosan.
d. Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas lebih banyak selain
mendengarkan uraian guru, siswa juga melakukan aktivitas , mengamati, mendemonstrasikan,
dan sebagainya.
Alasan kedua berkenaan
dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks.
Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut,
sebab dengan media pembelajaran hal-hal yang abstraks dapat dikonkritkan, dan
hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Media Pembelajaran yang
digunakan pada penelitian ini adalah berupa kartu yang berisi nama-nama senyawa
dan rumus-rumus kimia yang oleh peneliti diberi nama “Kubertanya” yang
merupakan kepanjangan dari Kartu berisi Tata Nama Senyawa. Dalam kartu yang
akan dirancanakan berisi senyawa-senyawa yang dibuat dalam kelompok kwartet,
masing-masing kelompok terdiri dari 4 senyawa (1) Kelompok nama senyawa Biner
Logam Utama dengan Non Logam, 2) Kelompok nama senyawa Biner Logam Transisi dengan Non Logam, 3) Kelompok
nama senyawa Biner Non Logam dengan Non Logam, 4) Kelompok nama senyawa
Poliatomik Kation logam utama dan 5) Kelompok nama senyawa Poliatomik katoin
Logam Transisi. Sehingga diperoleh 20 kartu.
3. Hasil Belajar Kimia
Keberhasilan
suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil
belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan
siswa menguasai suatu materi pelajaran.
Hasil belajar
adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran, yang telah
dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari proses evaluasi. Berdasarkan pendapat tersebut
maka hasil belajar merupakan prestasi dari kegiatan belajar sedangkan belajar
lebih menekankan pada proses kegiatan
bukan pada hasil belajarnya.
Manusia
melakukan kegiatan belajar dengan bermacam cara, sesuai dengan keadaan. Bila
seseorang telah melakukan kegiatan belajar, maka dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan yang merupakan pernyataan
perbuatan belajar, perubahan
tersebut disebut hasil belajar.
Berkaitan
dengan hasil belajar yang diperoleh sebagai hasil belajar,terdapat tiga tipe
hasil belajar yaitu (1) tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi pengetahuan , pemahaman,
penerapan ,analisis sintesis dan evaluasi (2) tipe hasil belajar bidang afektif
meliputi penerimaan ,jawaban,penilaian,organisi dan karakteristik nilai (3) tipe hasil belajar bidang psikomotor
meliputi tingkatan keterampilan (Sudjana: 2004).
Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu faktor
penentu penguasaan siswa terhadap apa-apa yang disampaikan kepadanya dalam
kegiatan belajar, dimana penguasaan itu dapat berupa pengetahuan, sikap maupun
keterampilan.
Pada
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 materi pelajaran Kimia kelas X di semester 1, terdiri
atas 2 Standar Kompetensi yaitu (1) Memahami
struktur atom, sifat sifat periodik unsur dan ikatan kimia dan (2) Memahami hukum-hukum dasar kimia dan
penerapannya dalam perhitungan (stoikiometri).
Media pembelajaran Kubertanya
dapat digunakan untuk mempelajari Standar Kompetensi (1) Memahami
struktur atom, sifat sifat periodik unsur dan ikatan kimia. Pada Standar
Kompetensi ini terdiri atas 2 Kompetensi Dasar yaitu (1) Memahami struktur atom berdasarkan
teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif dan sifat-sifat periodik
unsur dalamtabel periodik serta menyadari keteraturanya melalui pemahaman
konfigurasi elektron dan (2) Membandingkan proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen, koordinasi dan ikatan logam serta hubungannya
dengan sifat fisik senyawa yang terbentuk.
- Kerangka Berpikir
Belajar
merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa. Tujuan belajar adalah agar
siswa dapat merubah prilaku sesuai dengan pengalaman belajar yang dialamainya.
Salah satu perubahan prilaku belajar siswa dapat kita lihat dari hasil belajar
siswa.
Keberhasilan
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan media pembelajaran Kubertanya ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar
siswa. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini
guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik
apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Model pembelajaran ini
mengusahakan terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa sehingga peningkatan kwalitas pembelajaran kimia di kelas dapat
tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki proses pembelajaran saat ini dikelas dan dapat meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana
belajar yang kondusif. Sehingga diduga dengan penggunaan model
pembelajaran Quantum
Teaching dengan
media pembelajaran Kubertanya dapat meningkatkan hasil belajar Kimia siswa. Utuk lebih jelas kerangka pemikiran
dapat dilihat pada Gambar 1.
|
Gambar 1. Kerangka berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan beberapa
laporan penelitian yang telah dilakukan, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching dengan media Pembelajaran Kubertanya
berpengaruh
terhadap hasil belajar kimia siswa.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Pendekatan
Penelitian
ini mengunakan pendekatan kuantitatif dala bentuk quasi eksperimen (eksperimen
semu), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara
penuh.
B. Desain
Desain
penelitian yang digunakan adalah Pretest-posttest
nonequivalent control group design. Desain ini melibatkan dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
mengunakan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan media pembelajaran Kubertanya
dan kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Dua kelas
tersebut diberikan tes awal dan tes akhir. Desain penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
O1 X
O2
O3 O4
Gambar 2. Desain Penelitian
Keterangan :
X :
pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan media
pembelajaran Kubertanya.
O1 :
pretest kelas eksperimen
O2 : posttest
kelas eksperimen
O3 : pretest
kelas control
O4 : posttest
kelas kontrol
C.
Setting
Penelitian eksperimen ini di laksanakan di SMAN 1 Bonjol, Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatera Barat pada tahun pelajaran 2016/2017.
D.
Populasi
dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Bonjol TP 2016/ 2017 kelas X. Sesuai
dengan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka peneliti membutuhkan
dua kelas sebagai sampel yang diambil secara random dari 8 lokal kelas X. Satu
kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.
E. Definisi Operasional
1. Model
pembelajaran Quantum Teaching adalah salah satu model pembelajaran yang mampu
menciptakan interaksi dan keaktifan siswa melalui penggunaan cara dan alat yang
tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah.
2. Media pembelajaran Kubertanya adalah salah satu media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran kimia dengan
menggunakan kartu yang berisi nama-nama Senyawa Kimia.
3. Dalam
penelitian ini model pembelajaran Quantum
Teaching dengan media pembelajaran Kubertanya
adalah merupakan perlakuan (treatmen)
yang akan diberikan pada kelas eksperimen.
4. Pembelajaran
konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan dengan cara ceramah. Yang
dalam penelitian akan diberikan pada kelas kontrol.
5. Hasil
belajar siswa adalah hasil belajar kognitif yang diperoleh dari tes hasil
belajar yang dibuat sendiri oleh peneliti dalam soal objektif.
F.
Validitas dan Reliabilitas (Keabsahan Data)
1.
Validitas tes
Validitas
tes yang digunakan adalah validitas isi, yang bertujuan untuk mengukur tingkat
penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang seharusnya
dikuasai yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.Derajat kesahihan suatu tes
sangat bergantung pada penelaahan kisi-kisi tes.
2. Reliabilitas
Reliabilitas
tes berhubungan dengan masalah ketepatan. Tes dikatakan reliabel jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mencari reliablilitas tes
maka digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R20). (Nana: 2000)
Keterangan:
K = jumlah butir soal
p = proporsi jawaban benar
kelompok atas
q = proporsi jawaban benar
kelompok bawah
α2 = variansi
G.
Teknik
Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian diperoleh dari nilai pretes
dan nilai postes. Tes digunakan untuk melihat tingkat
pencapaian keberhasilan siswa dalam ranah kogitif dalam bentuk soal objektif. Nilai pretes
dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan sedangkan nilai postes diperoleh
setelah siswa mendapat perlakuan. Data nilai pretes dan nilai postes didapat
dari sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan dari kelas kontrol.
H.
Teknik
Analisis Data
Analisis
data bertujuan untuk melihat apakah rata-rata skor tes hasil belajar siswa
kelompok eksperimen berbeda dengan kelompok kontrol. Teknik analisis data yang
digunakan dalam peneltian ini adalah:
1. Uji
normalitas, bertujuan untuk melihat apakah dua sampel berdistribusi normal atau
tidak.
2. Uji
homogenitas, bertujuan untuk menguji kesamaan varians pada kedua kelompok
(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen)
3. Uji
t, apabila sebaran data berdistribusi normal dan varians homogen, dilanjutkan
dengan melakukan uji t dengana menggunakan
program SPSS.
DAFTAR
PUSTAKA
Depdiknas, (2006), Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas
Dindin
Sholehudin (2004). Petunjuk Guru Kimia,
Bandung: Grafindo Media Utama
Djamilah Sudjana, Kartu Kation-Anion sebagai Inovasi Media Pembelajaran pada Mata
Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA), Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 2 No. 1, Jan – Mar 2015, p.21 –
37 ISSN: 2355-4118
Made Wena, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,
Jakarta: Bumi Aksara
Nana sudjana, (2004), Penelitian
hasil belajar mengajar, Bandung: PT Rosdakarya
Rusman, (2014), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Lampiran :
Foto
Kondisi Kelas X SMAN 1
Bonjol tahun lalu TP 2015/2016 yang belum menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Kubertanya
BIODATA
PESERTA
LOMBA
INOVASI PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH
|
1. Nama Lengkap : Nanssi Marwarinda, S.Si, M.Pd
(dengan
gelar)
2. Tempat/Tanggal Lahir : Samarinda / 15 Maret 1978
3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita*)
4. NIP :
197803152006042012
5. Jabatan : Guru Mata Pelajaran Kimia
6. Pangkat/Golongan : Penata Tingkat 1 / III.d
7. Unit Kerja : SMAN 1 Bonjol
8. NUPTK :
3647756657300052
9. DAPODIK : sudah/belum*) terdaftar
10. Alamat Unit Kerja : Jl. Koto Kaciak Kumpulan, Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatera Barat
11. Alamat Rumah : Jl. Puti Sangkar Bulan No 13, Lubuk Sikaping,
Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat
12. Nomor Telepon/HP : 081374148186
13. Alamat e-mail : nanssimarwarinda@gmail.com
14. Pendidikan Terakhir : S2
a. Perguruan Tinggi : Pasca Sarjana Universitas Negeri
Padang
b. Fakultas/Jurusan :
Teknologi Pendidikan / Kimia
c. Tahun Tamat : 2011
15. Mata Pelajaran diampu : Kimia
16. Pengalaman Mengajar : 12 tahun
17. Prestasi/Penghargaan yang pernah
diraih
a. Tingkat Kab./Kota : bidang Olimpiade
Sains Guru Kimia, tahun 2015
b. Tingkat Nasional : bidang pembuatan PTK, tahun 2015
18. Pengalaman Penelitian : PTK dengan
judul “Upaya Peningkatan Hasil
Belajar dalam
materi Hidrokarbon melalui
pembelajaran Kooperatif Jigsaw
pada kelas X1
semester 2 di SMAN 1 Bonjol.”
Kumpulan,
28 Juni 2016
Yang
membuat,
(Nanssi
Marwarinda, S.Si, M.Pd)
Selamat ne si, semoga blok tambah rame isinya dan banyak pengunjung.
BalasHapusAmin ni,mks uni...
BalasHapus👍 uni...
BalasHapusMakasih banyak
BalasHapusMakasih banyak
BalasHapus