Jumat, 23 Desember 2016

penelitian tindakan kelasku dengan judul "upaya penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran kimia yaitu pada materi Hidrokarbon di kelas X1 SMAN 1 Bonjol"



Bab I
Pendahuluan

A.       Latar Belakang Masalah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dalam arti yang luas bertujuan untuk mengembangkan  kepribadian siswa, sehingga dapat melangkah kejalur profesi yang diminati. Sesuai dengan Permendiknas No. 41 / 2007 bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran IPA adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif yang memperhatikan model-model inovasi  yang mendorong siswa berpikir mandiri dan lebih berpusat pada siswa . Untuk kepentingan tersebut diatas guru lebih berperan sebagai fasilitator, atau pemandu belajar, bertugas membimbing dan pengarahkan siswa dalam belajar.
Tujuan pendidikan kimia SMA menurut Permendiknas No.22 / th 2006 yaitu memberikan pengetahuan untuk memahami penerapan konsep kimia dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep kimia dan metoda ilmiah yang melibatkan keterampilan proses untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
Pembelajaran Kimia di SMA berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP) pada dasarnya memegang prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Melalui sistem pengelolaan pembelajaran pada KTSP ada tuntutan bahwa kegiatan pembelajaran ditujukan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik dalam menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk melaksanakan prinsip-prinsip itu diperlukan kreativitas guru untuk mengelola pembelajaran agar dapat memenuhi empat kompetensi ideal guru menurut Permendiknas No.16 / 2007 yaitu kompetensi pedagogik, personal, profesional dan sosial.
Pembelajaran kimia selama ini  di SMAN 1 Bonjol kurang diminati siswa karena beberapa hal diantaranya banyaknya konsep dasar yang bersifat abstrak dan teoritis yang harus dihafal sehingga sangat membosankan bagi siswa, kurangnya aktivitas siswa kecuali hanya mendengarkan guru berbicara menyampaikan  materi pelajaran, hasil belajar siswa pada pelajaran kimia rendah, interaksi sesama siswa dalam belajar sangat rendah, kerja sama antar  siswa sangat rendah dan peran guru lebih dominan. Sehingga tujuan pembelajaran kimia tidak tercapai secara optimal.
Kurikulum mata pelajaran kimia di  SMA untuk semester 2 di kelas X memuat salah satu kompetensi yaitu kompetensi 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Karena luasnya cakupan materi yang harus dikuasai siswa dan bersifat teoritis membuat pelajaran pada kompetensi ini sangat membosankan. Penulis mencoba memperbaiki pembelajaran kimia menjadi indah, menarik, inovatif, koperatif dan bermakna bagi siswa maka penulis memilih menerapkan model pembelajaran Koopertif Jigsaw pada kompetensi Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa kelas X semester 2 pada SMAN 1 Bonjol dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia.
Model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dan  menyampaikan pendapat secara logis dan mendengar pendapat orang lain, kerjasama kelompok yang baik sehingga terbangun kemampuan kecakapan komunikasi, sifat menghargai pendapat  orang lain dan memperoleh keterampilan bekerjasama dalam belajar. Agar pembelajaran menjadi indah, menarik, inovatif, koperatif dan bermakna bagi siswa.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan dalam pembelajaran kimia di kelas X SMAN 1 Bonjol secara umum adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia. Permasalahan tersebut rinciannya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.       Rendahnya aktivitas siswa  akibat dari kebiasan siswa yang hanya mendengarkan guru berbicara menyampaikan materi.
b.      Rendahnya hasil belajar karena kurangnya kemampuan siswa untuk memahami dan  menyimpulkan materi pelajaran.
c.       Kurangnya kemampuan siswa untuk belajar sendiri dan berkelompok akibat  guru sebagai sumber belajar yang paling dominan di kelas.
d.      Kurangnya kemampuan siswa mengkaitkan materi yang dipelajari dengan persoalan kehidupan seharari-hari di lingkungan mereka akibat tidak kontekstual materi pelajaran yang disajikan kepada siswa.
Masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut diatas, perlu segera dipecahkan agar tidak menjadi berkepanjangan dan menimbulkan masalah lain yang lebih besar. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa tersebut maka penelitian ini difokuskan pada upaya penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw  dalam pembelajaran kimia yaitu pada materi Hidrokarbon di kelas X1 SMAN 1 Bonjol.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang, sebab akibat dan alasan maka permasalahaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.    Apakah melalui penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw  dalam materi Hidrokarbon dapat meningkatkan hasil belajar pada kelas X1 semester 2 di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman?
2.    Bagaimana meningkatkan hasil belajar pada materi Hidrokarbon melalui penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw  pada kelas X1 semester 2 di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman?

C.    Tujuan Penelitian
  1. Untuk menganalisis apakah melalui metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hidrokarbon  di kelas X1 semester 2 di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman.
  2. Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hidrokarbon melalui metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw di kelas X1 semester 2 di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman.




D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat oleh berbagai pihak antara lain:
1.    Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan motivasi untuk lebih mengembangkan kecerdasannya.
2.    Bagi guru, hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai salah satu alternatif pemilihan strategi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas.
3.    Bagi sekolah, sebagai masukan untuk pengembangan sekolah.
4.    Bagi peneliti, sebagai pedoman mengajar kimia di masa mendatang khususnya dalam penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.






















BAB II
Kajian Teori dan Pustaka
A.    Kajian Teori
1.   Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
a.                            Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen. (Rusman, 2010)
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
  1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenaggungan bersama.
  2. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti miliknya sendiri.
  3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya  memiliki tujuan yang sama.
  4. siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
  5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberi hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
  6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan  keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
  7. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Pembelajaran kooperatif  turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan .

b.                            Pengertian Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Pembelajaran kooperatif  jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengarjarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.(Rusman, 2010)                
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.              
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” . Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif  jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Asal
1  2
3  4

1  2
3  4

1  2
3  4

1  2
3  4



1 1
1 1

2 2
2 2

3 3
3 3

4 4
4 4

Kelompok Ahli

Gambar 1 : Ilustrasi Kelompok jigsaw

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.

c.                             Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif jigsaw menurut Stephen, Sikes dan Snapp (Rusman, 2010), disusun langkah-langkah pokok sebagai berikut:
  1. Siswa dikelompokkan kedalam 1 sampai 5 anggota tim
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  4. Anggota dari tim yang berbeda ang telah mempelajari bagian sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
  5. Selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali kekelompok asal dan bergantian mengajarkan teman satu tim mereka tenta sub bab ang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
  7. Guru memberi evaluasi.
  8. Penutup.

d.                            Kelebihan dan Kelemahan Kooperatif Jigsaw
1.      Kelebihan model pembelajaran kooperatif  Jigsaw adalah:
a.       Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
b.      Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
c.       Metode pembelajaaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.



2.      Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah:
a.       Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
b.      Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir renddah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli.
c.       Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
d.      Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitaan mengikuti proses pembelajaran.
(Imas, 2015)

2.   Hasil Belajar Materi Hidrokarbon
a.      Pengertian Hasil Belajar
Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu materi pelajaran.
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran, yang telah dinyatakan dalam bentuk angka yang diproleh dari proses evaluasi. Berdasarkan pendapat tersebut maka hasil belajar merupakan prestasi dari kegiatan belajar sedangkan belajar lebih menekankan  pada proses kegiatan bukan pada hasil belajarnya.
Manusia melakukan kegiatan belajar dengan bermacam cara, sesuai dengan keadaan. Bila seseorang telah melakukan kegiatan belajar, maka dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan yang merupakan pernyataan perbuatan belajar, perubahan tersebut disebut hasil belajar.
Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh sebagai hasil belajar,terdapat tiga tipe hasil belajar yaitu (1) tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi  pengetahuan ,pemahama penerapan ,analisis sintesis dan evaluasi (2) tipe hasil belajar bidang afektif meliputi penerimaan , jawaban, penilaian,organisi dan karakteristik  nilai (3) tipe hasil belajar bidang psikomotor meliputi tingkatan keterampilan (Sudjana,2004).
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi ukuran hasil belajar siswa adalah ranah kognitif ,afektif dan ranah psikomotor. Semakin tinggi taraf tingkat yang dicapai maka akan menjadi baik pula kualitas hasil belajar yang didapatkan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu faktor penentu penguasaan siswa terhadap apa-apa yang disampaikan kepadanya dalam kegiatan belajar, dimana penguasaan itu dapat berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

b.      Materi Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan kompetensi dasar pada Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang terdiri dari beberapa indikator yaitu :
1.        Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan
2.        Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna
3.        Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relative dan strukturnya.
4.        Menentukan isomer struktur ( kerangka, posisi, fungsi ) dan isomer geometri (cis, trans ).
5.        Menuliskan reaksi senyawa pada senyawa alkana, alkena dan alkuna ( reaksi oksidasi, adisi, substitusi dan eliminasi).


B.     Hasil Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Sunardi Guru Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Banjarnegara tahun 2008/2009 yang berjudul Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar kimia melalui pendekatan pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw bagi kelas X-1 semester genap tahun 2008/2009.
Dimana berdasarkan penelitian yang dilakukannya, bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

C.    Kerangka Berpikir
         Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran kimia di SMA dengan harapan kimia merupakan pelajaran yang ditunggu, diharapkan ,disukai bagi siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw.










Pembelajaran Kimia Materi Hidrokarbon
 








 













Gambar 2. Kerangka Berpikir

D.       Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kepada perumusan masalah dan kajian teori yang dimunculkan maka hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut bahwa : Pembelajaran Kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Hidrokarbon pada kelas X1 semester 2 di SMAN 1 Bonjol.











BAB III
Metodologi Penelitian

A.       Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki mutu pembelajaran dikelas.

B.        Lokasi, Subjek dan Objek Penelitian
  1. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bonjol Jalan Koto Kaciak, Kumpulan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
  2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X1 SMAN 1 Bonjol yang mengikuti pembelajaran kimia pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa pada kelas subjek sebanyak 32 orang dengan perincian 10 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan . Kemampuan akademis siswa rata-rata sama, dengan latar belakang ekonomi yang berbeda, orang tua mereka ada yang bertani, pedagang dan pegawai negeri.
  3. Objek Penelitian yang diamati selama penelitian adalah aktifitas dan hasil belajar siswa.

C.     Prosedur Penelitian
1.      Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 di kelas X.1 SMAN 1 Bonjol dengan jumlah siswa 32 orang. Pokok materi yang dipelajari selama penelitian berlangsung adalah Hidrokarbon yang dilaksanakan 12 jam pelajaran (12 x 45 menit), 6 jam untuk siklus 1 dan 6 jam pada siklus 2. Dengan melakukan  1 kali tes awal /pretes yang dilakukan sebelum siklus dimulai untuk mengetahui keadaan awal siswa dan 2 kali tes akhir (yang dilakukan diakhir tiap siklus). Selama penelitian berlangsung dilaksanakan juga pengisisan angket observasi siswa terhadap pembelajaran kooperatif Jigsaw tiap diakhir siklus. Jadwal lengkap penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No
KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN


1
Persiapan
Membuat proposal
Maret 2015

2
Pelaksanaan  penelitian
-Pra siklus (melakukan pretes)
-Siklus I (3 x pertemuan)
-Siklus II  ( 3 x pertemuan)

 9 Mei 2015
11, 12, 13 Mei 2015
18, 23, 25 Mei 2015



3
Penyusunan Laporan
·      Menyusun konsep laporan
·      Seminar hasil penelitian
·      Perbaikan laporan
·      Penggandaan

Juni 2015





2.                  Refleksi Awal
a.      Situasi Awal sebelum pelaksanaan siklus
Sebelum peneliti melakukan penelitian diadakan kegiatan pra siklus. Kegiatan ini dilakukan pada hari sabtu, tanggal 9 Mei 2015. Pertemuan ini memakan waktu 2 x 45 menit (90 menit). Kegiatan pra siklus ini dilakukan semata untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi Hidrokarbon.
Pada satu jam pertama peneliti sebagai guru menjelaskan tentang materi Hidrokarbon. Pada satu jam kemudian siswa diberi tes. Berdasarkan hasil pre tes didapatkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal dikarenakan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya : aktifitas belajar siswa belum nampak karena masih mendengarkan dari keterangan guru saja (teacher center), siswa sering lupa mengingat konsep-konsep yang sudah dipelajari, keberanian siswa mengajukan pertanyaan masih kurang, pemahaman materi yang dipelajari belum mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

b.      Rencana Tindakan yang akan dilakukan
Agar permasalahan yang ditemui dapat diminimalkan, peneliti merencanakan suatu tindakan yang akan dilaksanakan pada tiap siklus  yaitu pembelajaran kooperatif Jigsaw.

3.        Siklus
Kegiatan yang dilaksanakan berupa siklus yang dimulai dari aspek perencanaan, melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, melakukan pengamatan bersama dengan pelaksanaan tindakan dan melakukan refleksi untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus menggunakan pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada materi Hidrokarbon di kelas X1.
Siklus I
Perencanaan tindakan
·     Mengajukan surat izin penelitian
·     Menyusun jadwal penelitian
·     Menganalisis Sk/KD pada materi Hidrokarbon
·     Mempersiapkan Silabus dan RPP
·     Menyusun LKS
·     Menyiapkan format lembar observasi
·     Menyiapkan instrumen penelitian
·     Menyusun Kisi-kisi soal tes akhir
·     Menyusun soal tes akhir siklus 1


Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario
A.Kegiatan Pra pembelajaran
·     Guru menyiapkan bahan ajar sesuai Kompetensi  dasar yang akan dibahas.
·     Guru mengambil absensi
·     Guru menyiapkan lembaran kerja kelompok
B.Kegiatan Awal
·     Menjelasan tentang SK dan KD yang akan dibahas,
·     Guru membagi kelompok asal yang terdiri  4orang dengan kemampuan yang berbeda menjadi 8 kelompok.

 C.Kegiatan Inti.
·     Siswa yang mempunyai nomor yang sama(materi yang sama) berkumpul berdiskusi untuk menguasai materi yang ditugaskan kepada mereka,dan menyusun strategi untuk menyampaikan kepada temannya kelompok ini disebut kelompok ahli
·      Siswa ahli tiap topik kembali kedalam kelompok asal dan menerangkan kepada siswa pada  kelompok asalnya dengan cara yang bergantian
    (Kelompok asal ini yang disebut kelompok Jigsaw)
·     Masing-masing kelompok ahli mempresentasikan hasil yang diperolehnya.
·     Diskusi kelompok
·     Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.

C Kegiatan Akhir
·     Penghitungan skor kelompok
·     Guru memberikan reward pada kelompok yang berhasil dengan nilai yang baik dan memotivasi kelompok yang nilai masih dibawah ketuntasan minimal(KKM).
·     Memberikan tugas baca untuk materi selanjutnya.

Tindakan pengamatan
Selama kegiatan dilakukan, Kolaborator mengamati kegiatan kegiatan yang dilakukan  siswa dengan guru baik yang positif  maupun yang negatif. Catatan kolaborator dari hasil pengamatan akan didiskusikan agar solusi yang tepat dan ditemui sebagai perbaikan untuk siklus berikutnya.

Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk memproleh gambaran atau hasil yang dicapai dari tindakan yang dilakukan,yang dijadikan dasar untuk menyusun rencana tindakan pada siklus berikutnya sampai mencapai target yang ditentukan.
Siklus II
Dilaksanakan
berdasarkan hasil refleksi silkus I





D.    Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
·         Teknik Pengumpulan Data :
Data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar diakhir tiap siklus.
·         Instrumen Penelitian
a.       Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa adalah dalam bentuk tes pilihan ganda yang diberikan tiap akhir siklus.
b.      Lembar Observasi untuk mengecek kegiatan siswa dengan guru yang dilakukan berdasarkan indikator yang ditentukan sebelumnya.

E.     Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan
·      Teknik Analisis Data
Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskripsi yaitu dengan mengunakan nilai rata-rata kelas.
·      Kriteria keberhasilan
1.         Nilai tes hasil belajar rata-rata kelas pada akhir siklus minimal 75 (KKM)
2.         Persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan secara klasikal pada akhir siklus minimal 75%











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Sebelum peneliti melakukan penelitian diadakan kegiatan pra siklus yang dilakukan hanya untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan yang direncanakan. Salah satu permasalahan yang ditemui dikelas yang diteliti sebelum tindakan dilaksanakan adalah rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari pre tes yang dilakukan sebelum siklus I.
Data tentang hasil belajar siswa pra siklus  diperoleh dengan melaksanakan tes tertulis yang diikuti oleh 32 orang siswa dengan jumlah soal sebanyak 10 buah berbentuk pilihan ganda. Data ini digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa terhadap materi Hidrokarbon. Hasil pre tes sebelum tindakan pada siklus dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 2.
  Tabel 2. Hasil pretes materi Hidrokarbon pada pra siklus
NO.
NAMA
SKOR
NILAI
KET


1
ABI ZULIAN FERDANSYAH
6
60
TT

2
ADILLA KURNIA SYADTARI
4
40
TT

3
AMIRUL AZHAR
9
90
T

4
ANISA KHAIRANI
10
100
T

5
ANNISAQ UL HUSNA
5
50
TT

6
APRINUR WAHID
7
70
TT

7
BALMA AL PARISI
6
60
TT

8
DEBY YONITA
3
30
TT

9
DELA KARLIZA
6
60
TT

10
DESMITA
5
50
TT

11
DIANA PUTRI ASMI
6
60
TT

12
DWI FANI ERIZA
8
80
T

13
ELFINA FIRMAN
6
60
TT

14
ERIFMI ZAHADA
7
70
TT

15
FADEL M. AZHARI
6
60
TT

16
FERNINDY INTAN PUTRI
8
80
T

17
GUSRI ANGGUN
5
50
TT

18
GUSRIKA YOLANDA
8
80
T

19
ILHAM HIDAYAT ALNE
7
70
TT

20
INDRI RAHMAT NELANDI
8
80
T

21
MEGA PUTRI
7
70
TT

22
MUHAMMAD AZMAN
8
80
T

23
RATIH ELIA NOVA
6
60
TT

24
RAY HENDRYAN
10
100
T

25
RESKI MEISISRI
6
60
TT

26
RISA HARDIES
8
80
T

27
RISKA MADANI
4
40
TT

28
SISI DENDRA
5
50
TT

29
THEO MARCEL
6
60
TT

30
VANESSA AMAYURA
5
50
TT

31
VIKI PRATAMA
7
70
TT

32
YOLA SUSANA
4
40
TT


RATA-RATA

64,375


 T
TUNTAS
9



 TT
TIDAK TUNTAS
23





32




% T
28,125




Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa, dari 32 orang siswa,  baru 9 orang siswa yang sudah tuntas bernilai  diatas KKM, dan sebanyak 23 orang siswa masih belum tuntas bernilai dibawah KKM. Persentase siswa yang sudah tuntas jauh dibawah 75 %,  yaitu 28,125 % dengan rata-rata nilai siswa pada pra siklus adalah 64,375.

B.       Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
  1. Perencanaan
Berdasarkan hasil pre tes didapatkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal dikarenakan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya aktivitas belajar siswa belum nampak karena masih mendengarkan dari keterangan guru saja (teacher center), pemahaman materi yang dipelajari belum mencapai standar kompetensi yang diharapkan. Untuk itu peneliti merencanakan suatu tindakan yang akan dilaksanakan pada silkus I yaitu menerapakan pembelajaran kooperatif Jigsaw.

  1. PelaksanaanTindakan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari RPP yang sudah didesain mengikuti model pembelajaran kooperatif  Jigsaw sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Tindakan pada siklus I.  
            Pendahuluan:
·         Mengambil absen siswa dan memeriksa kesiapan     siswa untuk mengikuti pembelajaran.
·         Guru menyiapkan lembaran kerja kelompok
·         Menjelasan tentang SK dan KD yang akan dibahas,
·         Menuliskan/menyebutkan judul dan tujuan pembelajaran
·         Guru menyampaikan skenario pembelajaran kooperatif jigsaw untuk materi hidrokarbon.
Kegiatan Inti :
·         Guru membagi kelompok secara heterogen menjadi 8 kelompok
·         Siswa diminta mencabut lot untuk menentukan materi mana yang harus dikuasainya (terdiri dari 4 sub materi)
·         Siswa yang mempunyai nomor yang sama (materi yang sama) berkumpul, berdiskusi untuk menguasai materi yang ditugaskan kepada mereka  untuk menyampaikan kepada temannya ( kelompok ini disebut kelompok ahli).
·         Siswa ahli tiap topik kembali kedalam kelompok asal dan menerangkan kepada siswa pada  kelompok asalnya dengan cara yang bergantian.
·         Tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
·         Ditanggapi oleh tim yang lain.
·         Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.
Kegiatan Akhir (penutup)
·         Penghitungan skor kelompok
·         Guru memberikan reward pada kelompok yang berhasil dengan nilai yang baik dan memotivasi kelompok yang nilai masih dibawah ketuntasan minimal(KKM).
·         Memberikan tugas baca materi untuk pertemuan selanjutnya.
Diakhir siklus diberikan tes akhir, berupa soal pilihan berganda sebanyak 10 butir soal.
  1. Tindakan Pengamatan
Pada pengamatan ini dilakukan oleh observer berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan butir lembaran observasi. Pengamat melaporkan apa yang dilakukan siswa dan guru selama proses berlangsung. 
·         Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa masih perlu perbaikan kerena siswa masih lalai sehingga waktu kurang efisien.
·         Pada saat siswa mempelajari topik mereka masing-masing, beberapa siswa bertanya kepada guru seharusnya mereka berdiskusi  dengan anggota kelompok. 
·         Aktivitas siswa yang diamati oleh observer pada kelompok ahli dan kelompok asal dapat dilihat pada Tabel 3.
                      Tabel 3. Lembar Observasi Siswa pada Siklus I
no
Kegiatan
Pertemuan

1
2
3

1
Respons siswa pada saat guru menerangkan.
C
B
B


2
Ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran
C
C
B


3
Interaksi antara guru dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung
C
C
C

4
Interaksi antara siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
C
C
C


5
Keaktifan siswa dalam diskusi/ kerja sama.
C
C
B


6
Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran.
C
C
C









keterangan:





B= baik





C= cukup





K= kurang





Pada Tabel 3. Aktivitas siswa yang semua baik (B) belum terlihat, rata-rata semua masih dalam katagori cukup (C). Pada pertemua siklus I ini masih banyak siswa yang tidak melakukan diskusi, mereka asyik membaca lembar ahli sendiri-sendiri, masih didapati siswa yang bercanda dalam berdiskusi, alokasi waktu yang disediakan belum terpenuhi secara optimal, pada saat menerangkan ke anggota kelompok setelah kembali kekelompok asal, masih ditemui siswa yang belum bisa menerangkan topik yang menjadi tanggung jawabnya. Dan ketika mempresentasikan hasil dari kelompok ahli ada beberapa kelompok ahli yang belum lancar mempresentasikannya. Secara umum aktifitas siswa belum sesuai yang diharapkan.
Data tentang hasil belajar siswa setelah siklus I diperoleh dengan melaksanakan tes tertulis yang diikuti oleh 32 orang siswa dengan jumlah soal sebanyak 10 buah berbentuk pilihan ganda. Data ini digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi hidrokarbon yang telah dipelajari selama siklus I. Hasil tes akhir silkus I dapat dilihat pada Tabel 4.
                Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I
NO.
NAMA
SKOR
NILAI
KET


1
ABI ZULIAN FERDANSYAH
6
60
TT

2
ADILLA KURNIA SYADTARI
8
80
T

3
AMIRUL AZHAR
9
90
T

4
ANISA KHAIRANI
9
90
T

5
ANNISAQ UL HUSNA
8
80
T

6
APRINUR WAHID
8
80
T

7
BALMA AL PARISI
8
80
T

8
DEBY YONITA
8
80
T

9
DELA KARLIZA
6
60
TT

10
DESMITA
5
50
TT

11
DIANA PUTRI ASMI
8
80
T

12
DWI FANI ERIZA
9
90
T

13
ELFINA FIRMAN
9
90
T

14
ERIFMI ZAHADA
4
40
TT

15
FADEL M. AZHARI
8
80
T

16
FERNINDY INTAN PUTRI
8
80
T

17
GUSRI ANGGUN
5
50
TT

18
GUSRIKA YOLANDA
8
80
T

19
ILHAM HIDAYAT ALNE
8
80
T

20
INDRI RAHMAT NELANDI
8
80
T

21
MEGA PUTRI
8
80
T

22
MUHAMMAD AZMAN
6
60
TT

23
RATIH ELIA NOVA
8
80
T

24
RAY HENDRYAN
9
90
T

25
RESKI MEISISRI
8
80
T

26
RISA HARDIES
8
80
T

27
RISKA MADANI
8
80
T

28
SISI DENDRA
6
60
TT

29
THEO MARCEL
8
80
T

30
VANESSA AMAYURA
6
60
TT

31
VIKI PRATAMA
5
50
TT

32
YOLA SUSANA
6
60
TT


RATA-RATA

73,75


 T
TUNTAS
22



 TT
TIDAK TUNTAS
10





32




% T
68,75




Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa, dari 32 orang siswa, 22 siswa sudah bernilai  diatas KKM yaitu 75, sisanya 10 orang masih bernilai dibawah KKM. Persentase siswa yang sudah tuntas masih dibawah 75 %,  yaitu 68,75 % dengan rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 73,75.
Setelah tindakan pada siklus I dilaksanakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 73,75 .  Persentase siswa yang tuntas belajar adalah 68,75%. Peningkatan nilai rata-rata siswa dimungkinkan terjadi karena secara beransur-ansur siswa sudah mulai terlibat secara langsung bekerja karena masing-masing memiliki tugas untuk memahami materi masing-masing sebelum mereka membaginya dengan teman-teman satu kelompok asal. Sebagian dari mereka juga sudah mau bertanya jika ada materi yang tidak mereka pahami. Diharapkan dengan memelihara rasa ingin tahu dari siswa,pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari akan lebih baik, sehingga diharapkan berimbas pada peningkatan hasil belajar.
           
  1.  Refleksi
Dengan memperhatikan data observasi dan tes hasil belajar serta pengamatan  terhadap siswa kelas X.1 diperoleh hal-hal sebagai berikut :
·         Presentase rata-rata aktivitas yang termasuk partisipasi aktif (baik) belum banyak sekitar (22,22%) dan aktifitas siswa masih dalam kategori cukup (77,78%)  
·         nilai hasil belajar tes akhir siklus 1 yang tuntas adalah  68,75 %
dengan rata-rata 73,75
·         Sesuai dengan indikator keberhasilan peningkatan hasil belajar yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu 75% siswa sudah tuntas belajar belum tercapai, maka dikatakan tindakan yang yang diberlakukan pada siklus I belum menyelesaikan permasalahan dikelas yang diteliti. Perlu dilakukan tindakan lanjutan dengan memperbaiki hal-hal yang masih belum berjalan menurut sepertinya.
·         Kemampuan memberikan saran, gagasan, memperhatikan teman menerangkan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan  dan kemampuan memahami materi perlu ditingkatkan. Maka langkah pembelajaran pada siklus II akan sedikit dirubah yaitu dengan memberikan bahan ajar untuk membantu siswa menjawab LKS dan lebih mengefektifkan waktu.




C.      Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
  1. Perencanaan
Siklus dua ini dilakukan karena aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah pada siklus pertama. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini dihasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP, Bahan ajar, LKS, kuis dengan Hidrokarbon.  Untuk angket pengamatan yang digunakan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I.
 b.  PelaksanaanTindakan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari RPP yang sudah didesain mengikuti model pembelajaran kooperatif  Jigsaw sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan tindakan pada siklus II. 
            Pendahuluan:
·         Mengambil absen siswa dan memeriksa kesiapan  siswa untuk mengikuti pembelajaran.
·         Guru menyiapkan lembaran kerja kelompok
·         Menjelasan tentang SK dan KD yang akan dibahas,
·         Menuliskan/menyebutkan judul dan tujuan pembelajaran
·         Guru menyampaikan skenario pembelajaran kooperatif jigsaw untuk materi hidrokarbon.
Kegiatan Inti :
·         Guru membagi kelompok secara heterogen menjadi 8 kelompok
·         Siswa diminta mencabut lot untuk menentukan materi mana yang harus dikuasainya (terdiri dari 4 sub materi)
·         Siswa yang mempunyai nomor yang sama (materi yang sama) berkumpul, berdiskusi untuk menguasai materi yang ditugaskan kepada mereka  untuk menyampaikan kepada temannya (kelompok ini disebut kelompok ahli).
·         Siswa ahli tiap topik kembali kedalam kelompok asal dan menerangkan kepada siswa pada  kelompok asalnya dengan cara yang bergantian.
·         Tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
·         Ditanggapi oleh tim yang lain.
·         Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.
Kegiatan Akhir (penutup)
·         Penghitungan skor kelompok
·         Guru memberikan reward pada kelompok yang berhasil dengan nilai yang baik dan memotivasi kelompok yang nilai masih dibawah ketuntasan minimal(KKM).
·         Memberikan tugas baca materi untuk pertemuan selanjutnya.
Diakhir siklus II diberikan tes akhir, berupa soal pilihan berganda sebanyak 10 butir soal.
  1. Tindakan Pengamatan
Pada pengamatan ini dilakukan oleh observer berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan butir lembaran observasi. Pengamat melaporkan apa yang dilakukan siswa dan guru selama proses berlangsung. 
·           Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa sudah baik kerena pengunaan waktu sudah efisien.
·         Pada saat siswa mempelajari topik mereka masing-masing, beberapa mereka sudah berdiskusi  dengan anggota kelompoknya. 
·         Aktivitas yang diamati pada kelompok ahli dan kelompok asal dapat dilihat pada Tabel 5. yang berisi lembaran observasi siswa yang diamati oleh observer. 
                     Tabel 5. Lembar Observasi Siswa pada Siklus II
No
Kegiatan
Pertemuan

1
2
3

1
Respons siswa pada saat guru menerangkan.
B
B
B


2
Ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran
C
B
B


3
Interaksi antara guru dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung
B
B
B

4
Interaksi antara siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
C
B
B


5
Keaktifan siswa dalam diskusi/ kerja sama.
B
B
B


6
Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran.
C
C
B









keterangan:





B= baik





C= cukup





K= kurang





Pada Tabel 5. Aktifitas siswa yang semua baik (B) sudah banyak terlihat, walaupun masih ada aktifitas yang dalam katagori cukup (C). Pada pertemua siklus II ini masih sudah banyak siswa yang melakukan diskusi, mereka berdiskusi denga anggota kelompok ahli utuk menyelesaikan  lembar kerja dalam kelompok, alokasi waktu yang disediakan sudah  terpenuhi, siswa sudah mampu menerangkan topik yang menjadi tanggung jawabnya ketika kembali ke kelompok asal. Dan mereka sudah mampu ketika mempresentasikan hasil dari kelompok ahli. Secara umum aktifitas siswa sudah sesuai yang diharapkan.
Data tentang hasil belajar siswa setelah siklus II dilaksanakan diperoleh dengan mengadakan tes tertulis yang diikuti oleh 32 siswa dengan jumlah soal 10 buah berbentuk pilihan ganda. Data ini digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi hidrokarbon yang telah dipelajari selama siklus II dan peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hasil tes akhir siklus II dapat dilihat pada Tabel 6.
                      Tabel 6. Hasil Tes Akhir Silkus II
NO.
NAMA
SKOR
NILAI
KET


1
ABI ZULIAN FERDANSYAH
8
80
T

2
ADILLA KURNIA SYADTARI
9
90
T

3
AMIRUL AZHAR
10
100
T

4
ANISA KHAIRANI
10
100
T

5
ANNISAQ UL HUSNA
9
90
T

6
APRINUR WAHID
8
80
T

7
BALMA AL PARISI
9
90
T

8
DEBY YONITA
9
90
T

9
DELA KARLIZA
7
70
TT

10
DESMITA
7
70
TT

11
DIANA PUTRI ASMI
8
80
T

12
DWI FANI ERIZA
10
100
T

13
ELFINA FIRMAN
9
90
T

14
ERIFMI ZAHADA
6
60
TT

15
FADEL M. AZHARI
8
80
T

16
FERNINDY INTAN PUTRI
9
90
T

17
GUSRI ANGGUN
7
70
TT

18
GUSRIKA YOLANDA
8
80
T

19
ILHAM HIDAYAT ALNE
8
80
T

20
INDRI RAHMAT NELANDI
8
80
T

21
MEGA PUTRI
8
80
T

22
MUHAMMAD AZMAN
8
80
T

23
RATIH ELIA NOVA
8
80
T

24
RAY HENDRYAN
9
90
T

25
RESKI MEISISRI
10
100
T

26
RISA HARDIES
7
70
TT

27
RISKA MADANI
8
80
T

28
SISI DENDRA
6
60
TT

29
THEO MARCEL
8
80
T

30
VANESSA AMAYURA
7
70
TT

31
VIKI PRATAMA
8
80
T

32
YOLA SUSANA
8
80
T


RATA-RATA

81,875


 T
TUNTAS
25



 TT
TIDAK TUNTAS
7





32




% T
78,125




Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 32 orang siswa, 25 orang siswa sudah bernilai diatas KKM, sisanya 7 orang masih bernilai dibawah KKM. Persentase siswa yang sudah tuntas 78,125% yang artinya sudah diatas KKM ideal 75%. Rata-rata nilai tes akhir belajar siswa pada silkus II adalah 81,875.
Persentase siswa yang nilainya diatas KKM mengalami kenaikan sebesar 12 % dan nilai rata-rata siswa meningkat sebesar 8,13% dari 73,75 pada siklus I menjadi 81,875 pada siklus II. Pada akhir siklus II dari 32 siswa yang mengikuti tes,78,125% siswa sudah tuntas belajar. Rata-rata nilai siswa 81,875. Ketuntasan belajar siswa sudah melebihi ketuntasan minimal 75%.
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dimungkinkan terjadi karena memang pada tiap pertemuan kesungguhan siswa dalam belajar sudah terlihat. Siswa sudah mulai terbiasa bertanya jika ada bagian-bagian yang belum mereka pahami. Mereka juga tidak takut lagi untuk mengeluarkan pendapat dan mempresentasikan hasil yang mereka dapatkan pada saat dalam kelompok ahli.
  1.  Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan tindakan pada siklus II dapat meningkatkan aktivitas siswa   terlihat dari data bahwa  77,78 % aktifitas siswa sudah dalam kategori baik dan kemampuan siswa untuk memahami materi terlihat dari tes hasil belajar diakhir siklus memperoleh nilai rata-rata 81,875 dengan 78,125% siswa sudah tuntas .
Sesuai dengan indikator keberhasilan peningkatan hasil belajar yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu sekurang-kurangnya 75% siswa sudah tuntas belajar sudah tercapai, maka dapat dikatakan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus II sudah dapat menyelesaikan permasalahan dikelas yang diteliti.
Berdasarkan hasil yang diperoleh disiklus I dan II, penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw telah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta telah berhasil meminimalkan permasalah-permasalahn yang terjadi pada kelas yang diteliti. Untuk itu tidak diperlukan lagi tindakan lanjutan dan penelitian dapat dihentikan.





D.      Deskripsi Peningkatan Hasil Penelitian dari Siklus I ke Siklus II
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus, hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II dianalisis. Perbandingan hasil analisis kedua siklus dapat dilihat pada Tabel 7.
     Tabel 7. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II.
No
Tuntas
Tidak tuntas
keterangan
F
%
F
%
1
22
68,75
10
31,25
Siklus I
2
25
78,125
7
21,875
Siklus II

Dari hasil analisis evaluasi belajar setelah siklus I dan siklus II dilaksanakan terlihat bahwa terjadi peningkatan banyaknya siswa yang sudah mencapai nilai diatas KKM yang ditetapkan yaitu dari 22 orang (68,75%) pada siklus I menjadi 25 orang (78,125%) pada akhir siklus II atau mengalami kenaikan sekitar 9,38%. Nilai rata-rata siswa juga mengalami kenaikan dari 73,75 pada akhir siklus I menjadi 81,875 pada akhir siklus II atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8,13%. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II sudah berhasil meningkatkan persentase siswa yang sudah mencapai KKM. Kenaikan persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada grafik 1.
Grafik 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa per siklus.


E.       Pembahasan Hasil Penelitian
Hidrokarbon merupakan salah satu materi Kimia kelas X. Untuk bisa memahaminya, siswa dituntut untuk mampu memahami konsep dasar yang abstrak. Karena sifatnya yang abstrak banyak siswa yang tidak menyenangi pelajaran kimia. Banyak siswa yang menganggap kimia itu mata pelajaran yang kurang menarik, sulit dan menakutkan. Hal ini berdampak rendahnya hasil belajar yang diharapkan.
Salah satu permasalah yang ditemui dikelas yang diteliti sebelum tindakan didlaksanankan adalah rendahnya hasil belajar siswa. dilihat dari hasil pretes yang dilaksanakan rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,375. Hasil ini masih dibawah KKM yaitu 75.
Setelah tindakan pada siklus I dilaksanakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 73,75. Persentase siswa yang tuntas 68,75 %. peningkatan nilai rata-rata siswa dimungkinkan terjadi karena secara beransur-ansur siswa sudah mulai terlihat secara langsung dalam proses pembelajaran kooperatif jigsaw. Sebagian dari mereka juga sudah mau bertanya jika ada materi yang tidak mereka pahami. Pembelajaran kooperatif jigsaw berhasil memelihara rasa ingin tahu dari siswa sehingga pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari akan lebih baik dan berimbas pada peningkatan hasil belajar. Tapi belum mencapai batas KKM yang ditetapkan yaitu 75%. Untuk itu dilanjukkan tindakan pada siklus II.
Pada akhir siklus II, dari 32 orang siswa yang mengikuti tes, sebanyak 78,125% siswa sudah  tuntas belajar. Dengan rata-rata nilai siswa adalah 81,875. Ketuntasan siswa sudah mencapai diatas ketuntasan minimal yaitu 75 %. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dimungkinkan terjadi karena memang pada tiap pertemuan kesungguhan siswa dalam belajar sudah terlihat. Siswa sudah mulai terbiasa bertanya jika ada bagian-bagian yang belum mereka pahami. Mereka juga sudah tidka takut lagi untuk mengeluarkan pendapat.
Peningkatan hasil belajar terjadi dimungkinkan terjadi karena pelaksanaan pembelajaran memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk aktif secara fisik, mental dan emosional melalui kegiatan kerja kelompok dimana mereka masuk kedalam kelompok ahli dan mempunyai tanggung jawab menerangkan kepada temannya setelah kembali ke kelompok asal dan pada saat presentasi kelompok serta pada saat mereka menjawab soal kuis tiap akhir pertemuan membuat siswa lebih memahami materi yang dipelajari.
Penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga disebabkan karena dalam pelaksanaannya kegiatan pembelajaran ini memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk aktif secara fisik, mental dan emosional melalui kegiatan kelompok, dimana masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab sendiri memahami materi yang telah diberikan dan berkewajiban untuk membagikan kembali kepada anggota kelompoknya setelah dari kelompok ahli.






















BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

  1. Simpulan
Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh setelah tindakan dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.    Penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hidrokarbon  di kelas X.1 SMAN 1 Bonjol semester 2.
2.    Proses pembelajaran kooperatif  jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hidrokarbon  di kelas X.1 SMAN 1 Bonjol semester 2 karena menyebabkan aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, siswa lebih aktif baik secara fisik, mental dan emosional sehingga hasil belajar pun meningkat.

  1. Saran
Berdasarkan pada simpulan dan temuan dilapangan  dapat dikemukakan beberapa saran:
1.      Guru Kimia diharapkan untuk dapat menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Peneliti lain agar dapat melanjutkan atau melakukan penelitian serupa dengan memperbaiki beberapa kekurangan yang masih ada, sehingga timbul keyakinan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw memang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.      Sekolah dan lembaga terkait agar dapat memfasilitasi guru-guru yang akan melakukan penelitian sehingga diharapkan dapat ditemukan berbagai alternatif pembelajaran yang bertujuan memperbaiki pembelajaran dikelas.




DAFTAR PUSTAKA

Anas Yasin, (2010), Penelitian Tindakan Kelas Tuntunan Praktis, Padang: Sukabina Press.
Depdiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas.
Dindin Sholehudin (2004). Petunjuk Guru Kimia, Bandung: Grafindo Media Utama
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, (2015), Ragam Pengembanagan Model Pembelajaran, Jakarta: CV. Solusi Distribusi.
Nur Hidayah, (2013), Panduan Praktis Penyusunan dan Pelaporan Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Nana sudjana, (2004), Penelitian hasil belajar mengajar, Bandung: PT Rosdakarya
Robert E Slavin, (2005), Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media
Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangan Profesionlisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


RIWAYAT SINGKAT PENELITI

Nama                               : Nanssi Marwarinda, S.Si, M.Pd
Jenis Kelamin                  : Perempuan
Tempat / Tanggal lahir     : Samarinda / 15 Maret 1978
Pekerjaan                         : PNS
Pangkat/Golongan           : Penata Tk. 1 / III.d
Jabatan                             : Guru Mata Pelajaran Kimia
Unit Kerja                        : SMAN 1 Bonjol
Pendidikan                                  :
3.   SD (tahun tamat)        : SDN 01 Lubuk Sikaping (1990)
4.   SLTP                           : SMPN Lubuk Sikaping (1993)
5.   SLTA                          : SMAN Lubuk Sikaping (1996)
6.   S1                                : Kimia Universitas Andalas (2001)
7.   S2                                : Teknologi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Padang (2011)
Keluarga  :
Suami : Feri Andri, S.T, M.Pd.T
Anak        :
1.      Daffa Hashfi Nandri
2.      Arfan Yazid Nandri
3.      Sajid Akram Nandri
4.      Nadira Fitri Nandri